Visit SUMENEP: Tentang Sumenep

Tentang Sumenep

Sumenep (bahasa MaduraSongènèb) adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa TimurIndonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093,45 km² dan populasi 1.041.915 jiwa. Ibu kotanya ialah Kota Sumenep.
Nama Songènèb sendiri dalam arti etimologinya merupakan Bahasa Kawi / Jawa Kuno yang jika diterjemaahkan sebagai berikut, Kata “Sung” mempunyai arti sebuah relung/cekungan/lembah dan kata “ènèb” yang berarti endapan yang tenang, dan jika diartikan lebih dalam lagi Songènèb / Songennep (bhs:Madura) mempunyai arti "lembah/cekungan yang tenang".
Penyebutan Kata Songènèb sendiri sebenarnya sudah popular semenjak Kerajaan Singhasari sudah berkuasa atas Jawa dan Sekitarnya, seperti yang telah disebutkan dalam kitab Pararaton tentang penyebutan daerah Sumenep pada saat sang Prabu Kertanegara mendinohaken (menyingkirkan) Arya Wiraraja (penasehat kerajaan dalam bidang politik dan pemerintahan) ke Sumenep, Madura Timur pada tahun 1926 M
'“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungeneb, anger ing Madura wetan”.' Yang artinya :
“Adalah seorang hambanya, keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadi adipati di Sumenep. Bertempat tinggal di Madura timur.”
Kabupaten Sumenep pada masa kolonial dikuasai oleh keluarg elit Kadipaten Sumenep, yaitu wangsa Cakraningrat.

Sejarah
Era Pra Kolonial
Menurut Sumber-Sumber dari Cina, semenjak Pemerintahan Raja Airlangga, daerah Negara Madura dibagi menjadi dua daerah bagian, yaitu Madura Barat dan Madura Timur, untuk Madura Barat, di kuasai oleh Kerajaan Widarba dengan rajanya yaitu Bala Dewa, yang merupakan negara mertua Khrisna, Di tumpang tindihkan dengan kerajaan Bidarba yang beribu kota Pacangan tempat Bangsacara berjumpa Ragapadmi. sedangkan untuk Madura timur dikuasai oleh kerajaan Mandaraka dengan rajanya Prabu Salya.
Pada Era Kerajaan Singhasari, daerah Sumenep dipimpin oleh seorang Adipati yang juga menjadi dalang pembangunan Kerajaan Majapahit, Arya Wiraraja. Dituliskan dalam berbagai kitab dan prasasti, yang salah satunya dalam kitab pararaton,Bahwa Arya Wiraraja tidak dipercaya lagi oleh Raja Wisnuwardhana dan dinohaken (dijauhkan) ke Sumenep, Madura timur tepat pada tanggal 31 Oktober 1269 Masehi, dan sejak tanggal itulah pemerintahan Sumenep dimulai.
“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungennep, anger ing madura wetan”. Yang artinya : Adalah seorang hambanya, keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadi adipati di Sumenep. Bertempat tinggal di Madura sebelah timur.


Era Kolonial

Menurut buku "Tjareta Negraha Songenep", Kompeni Belanda atau VOC datang di Sumenep pada kurun pemerintahan Raden Bugan (1648-1672), sahabat Raden Trunojoyo. Setelah perjuangan Trunojoyo dapat dipatahkan, maka Pamekasan dan Sumenep kemudian takluk kepada kekuasaan Kompeni. Bahkan sepeninggal Raden Bugan, Kompeni ikut campur menentukan tampuk pemerintahan Sumenep, kemudian menentukan Raden Sudarmo, putra tunggal Raden Bugan yang masih remaja, dibawa dan diasuh Kompeni di Batavia. Pada tahun 1704 Pangeran Cakraningrat meninggal dan di Mataram terjadi peristiwa penandatanganan antara Pangeran Puger dengan Kompeni, bahwa Kompeni mengakui kekuasaan Pangeran Puger yang saat itu sedang berselisih dengan Sunan Mas (Amangkurat III). Sebaliknya Pangeran Puger berkewajiban menyerahkan sebagian dari tanah Jawa dan Madura bagian Timur kepada Kompeni. Dengan demikian untuk yang kedua kalinya Sumenep jatuh ke tangan Kompeni,hal tersebut terjadi dalam perjanjian antara Susunuhan Kerajaan Mataram dengan Kompeni pada tanggal pada tanggal 5 Oktober 1705. Adapun pernyataan tersebut ialah: “Paduka yang Mahamulia Susuhunan dengan ini menyerahkan secara syah kepada Kompeni untuk melindungi daerah-daerah Sumenep dan Pamekasan…. secara yang sama seperti dilakukan oleh Bupati yang terdahulu waktu menyerahkan daerahnya kepada Kompeni….”(Resink, 1984: 252). Pada saat itu daerah Sumenep dalam masa pemerintahan Panembahan Romo (Cokronegoro II). Pada masa pemerintahan R.Alza (1744-1749) terjadi pemberontakan yang dipimpin Ke Lesap dari Bangkalan. Pada saat itu Ke Lesap menggalang kekuatan yang ada pada rakyat yang sudah benci kepada Kompeni. Ia berjuang dari Timur dengan menguasai Keraton Sumenep. Ke Lesap memerintah Sumenep hanya dalam waktu 1 tahun yaitu tahun 1749-1750. Pemerintahan berikutnya dipegang oleh Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R. Rasmana (1750-1762) keturunan dari Raden Bugan yang kemudian kawin dengan seorang ulama bernama Bendoro Saud. Bendoro Saud ini kemudian oleh Kompeni dinobatkan sebagai Bupati Sumenep dengan gelarnya Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro. Panembahan Sumolo Asirudin putra Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bendoro Saud) dan putra angkat dari Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R. Rasmana, atas permintaan kedua orangtuanya, oleh Kompeni dikabulkan dan diangkat menjadi Bupati Sumenep menggantikan ayahnya. Ia memerintah pada tahun 1762-1811 bergelar Tumenggung Ario Notokusumo atau kemudian terkenal dengan sebutan Panembahan Somala. pendiri Karaton Sumenep dan Masjid Jamik Sumenep Pada saat periode pemerintahan Kanjeng Pangeran Ario Pratamingkusumo yang memerintah pada tahun 1901-1926 pemerintahan kolonial mulai membangun berbagai fasilitas-fasilitas di Sumenep seiring dengan di berlakukannya politik etis politik balas budi pada saat itu, maka pemerintah Belanda di Sumenep, membangun beberapa fasilitas, diantaranya :
  • Pembangunan DAM/Irigasi di Sungai Kebon Agung
  • Pembangunan HIS Soemenep
  • Pembangunan fasilitas transportasi (kereta api Madura / ophalbrugh (red:ghaladak rantai) di Kali Marengan
  • Pembangunan Pabrik Garam Modern di Kalianget.

Kemerdekaan
Pada saat Perang Kemerdekaan, para pejuang Sumenep juga gigih mempertahankan kemerdekaan, sehingga pada tanggal 11 November 1947 terjadi pertempuran yang sangat tragis, dimana pada saat itu Kota Sumenep diserang oleh lima pesawat udara dari empat jurusan. pada saat itu, Belanda berhasil menguasai daerah pertahanan terakhir di Pulau Madura, yakni Sumenep. dan pada saat itu juga, praktis pemerintahan di Madura yang berpusat Kota Pamekasan dipindahkan ke desa Lanjuk, Manding, Sumenep.

Batas Wilayah
Batas-batas administrasi
Kabupaten Sumenep yang berada diujung timur Pulau Madura merupakan Wilayah yang unik karena selain terdiri wilayah daratan dengan pulau yang tersebar berjumlah 126 pulau (berdasarkan hasil sinkronisasi Luas Wilayah Kabupaten Sumenep) yang terletak diantara 113°32'54"-116°16'48" Bujur Timur dan diantara 4°55'-7°24' Lintang Selatan.
Jumlah pulau berpenghuni di Kabupaten Sumenep hanya 48 pulau atau 38%, sedangkan pulau yang tidak berpenghuni sebanyak 78 pulau atau 62%. Koordinasi pembinaan wilayah juga dibutuhkan untuk menjaga integrasi pulau-pulau terluar dan wilayah strategis lainnya. Pulau Karamian di Kecamatan Masalembu adalah pulau terluar di bagian utara yang berdekatan dengan Kalimantan Selatan dan jarak tempuhnya + 151 Mil Laut dari Pelabuhan Kalianget, sedangkan Pulau Sakala merupakan pulau terluar di bagian timur yang berdekatan dengan Pulau Sulawesi dan jarak tempuhnya dari Pelabuhan Kalianget + 165 Mil Laut.Pulau yang paling utara adalah Pulau Karamian dalam gugusan Kepulauan Masalembu dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala.
Perbatasan dengan daerah sekitarnya:
Luas Wilayah
Luas Wilayah Kabupaten Sumenep adalah 2.093,457573 km², terdiri dari pemukiman seluas 179,324696 km², Areal hutan seluas 423,958 km², rumput tanah kosong seluas 14,680877 km² , perkebunan/tegalan/semak belukar/ladang seluas 1.130,190914 km² , kolam/ pertambakan/air payau/danau/waduk/rawa seluas 59,07 km² , dan lain-lainnya seluas 63,413086 km² . Untuk luas lautan Kabupaten Sumenep yang potensial dengan keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanannya seluas + 50.000 km² .
Pembagian administratif Pemerintahan
Adapun wilayah administrasi pemerintahan yang ada di Kabupaten Sumenep tahun 2007, yang terdiri atas :
  • Kecamatan : 27
  • Kelurahan : 4
  • Desa : 328
  • Rukun Warga (RW) : 1774
  • Rukun Tetangga (RT) : 5569
Daftar kecamatan di Kabupaten Sumenep dapat dilihat pada boks di bagian akhir artikel ini.


Sumber Daya Alam

  • Sumber Daya Mineral di kabupaten Sumenep cukup bervariatif. terdiri dari jenis bahan galian golongan C antara lain: pospat, batu gamping, calsit/batu bintang, gipsum, pasir kuarsa, dolomite, batu lempung dan kaolin.
  • Sumber Daya Energi
Kabupaten Sumenep selain memiliki potensi kekayaan alam berupa bahan galian golongan C, juga memiliki bahan tambang strategis berupa golongan A yang terletak di Pulau Pagerungan Besar Pulau Sepanjang Kecamatan Sapeken, Perairan Pulau Giligenting. Berdasarkan perjalanan waktu selain di tiga Pulau tersebut masih ada beberapa tempat yang terindikasi mengandung gas dan minyak bumi. Diantaranya sekitar Pulau Masalembu, Perairan Kalianget, Perairan Pulau Raas dan Blok Kangean
  • Sumber Daya Air
Berdasarkan aspek geomorfologi, sumber daya air di Kabupaten Sumenep terbagi di 4 (empat) satuan wilayah: a). Daerah Dataran b). Daerah Perbukitan Bergelombang Halus c). Daerah Perbukitan Bergelombang Kasar d). Daerah Perbukitan yang Terpisah

Pertanian
Pertanian
  • Komoditi Pangan
Hamparan Sawah di Sumenep
Berdasarkan data Tahun 2010 luas lahan sawah di Kabupaten Sumenep 23.852 Ha, terbagi menjadi 13.388 Ha (56,13 %) lahan sawah tadah hujan, 5.385 Ha (22,57 %) lahan berpengairan teknis, 1.959 Ha lahan semi teknis, 1.071 Ha lahan sederhana dan 2.049 Ha lahan memakai irigasi desa. Penggunaan lahan khususnya lahan bukan sawah meliputi pekarangan, tegal, perkebunan, ladang, huma, padang rumput, lahan sementara tidak diusahakan, hutan rakyat, hutan negara, rawa-rawa, tambak, kolam dll.
Tanaman pangan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu komoditas beras (padi sawah dan padi gogo) dan komoditas palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ketela pohon dan ketela rambat).
  • Komoditas Hortikultura
Komoditas sayur mayur yang diusahakan oleh masyarakat petani di Kabupaten Sumenep pada Tahun 2008 berdasarkan data dari BPS (Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sumenep) terbanyak adalah bawang merah dengan jumlah produksi 18.117,1 Kw mengalami penurunan jumlah produksi sebesar 64.42 % dari tahun sebelumnya. Lombok pada tahun 2008 merupakan komoditas terbanyak, pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 89.28 % dari tahu sebelumnya. Sedangkan perubahan jumlah produksi komoditas sayur mayur yang lain seperti : kacang panjang, mentimun, terong, kangkung, bayam dan tomat tidak terlalu signifikan. Untuk komoditas buah-buahan jumlah produksinya cukup bervariatif. Buah mangga dengan jumlah produksi 652.401 Kw merupakan komoditas buah tertinggi baik dari segi jumlah produksinya yaitu sebesar Rp. 127.218.195.000,-. Untuk komoditas buah lain seperti : pisang, pepaya, jeruk, jambu biji, rambutan, sawo, blimbing, salak dan alpukat sangat beravariatif.
  • Komoditas Perkebunan dan Kehutanan
Berdasarkan data statistik Tahun 2010 (Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sumenep dan Perum Perhutani KPH Madura di Pamekasan), hasil produksi komoditas perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Sumenep sangat bervariatif. Untuk produksi tanaman perkebunan rakyat, jumlah produksi tertinggi adalah kelapa yaitu 35.068,66 ton dengan luas lahan 50.059,06 Ha. Sedangkan untuk produksi tembakau sebagai komoditas primadona bagi petani Kabupaten Sumenep pada khususnya secara kuantitas mengalami penurunan sebesar 39,10 % dari tahun sebelumnya. Tanaman tembakau sebagai komoditas favorit dikenal sebagai daun emas yang dapat merubah perilaku dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani tembakau. Luas lahan tembakau pada tahun 2010 10.377,94 Ha, dengan jumlah produksi sebanyak 2,917.62 Ton.
Perikanan, Berdasarkan estimasi produksi, potensi sumber daya ikan di perairan laut Kabupaten Sumenep mampu menghasilkan per tahun sebesar 50.000 km2 x 4,58 ton = 22.000 ton per tahun. Sedangkan menurut estimasi potensi sumber lestari dihitung 60 % dari jumlah potensi yang ada atau 60% x 229.000 ton = 137.400 ton per tahun. Perkembangan produksi perikanan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani nelayan melalui peningkatan produksi dan produktivitas usaha yang berorientasi pada agrobisnis. Produksi perikanan yang dicapai kabupaten Sumenep pada tahun 2009 untuk perikanan laut mencapai 44.900,2 ton per tahun atau 32,68 % dari potensi lestari (mengalami peningkatan sebesar 10.09 % dari tahun sebelumya) dengan nilai produksi Rp. 169.553.210.000,-.
Peternakan, Populasi ternak besar di Kabupaten Sumenep terbesar dan spesifik adalah sapi. Terbukti pada tahun 2010 populasi sapi sekitar 249.073 ekor (mengalami peningkatan 98,61 % dari tahun sebelumnya) masih dikelola secara tradisional yaitu sebagai ternak kerja, penghasil pupuk kandang, kegemaran dan untuk tabungan. Keunggulan sapi Madura khususnya sapi Sumenep dengan daerah-daerah lain di Pulau Madura dimana jenisnya adalah sama yaitu :
  • Tahan terhadap penyakit spesifik, mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap kondisi alam yang kurang baik.
  • Mempunyai respon yang baik terhadap perbaikan pakan melalui peningkatan protein maupun energi pakan yang ditujukan dengan pertimbangan bobot badan optimal.
  • Mempunyai tipe sapi potong dan kualitas daging yang baik.
Populasi ternak selain sapi yang banyak dipelihara oleh masyarakat Sumenep khususnya masyarakat kepulauan di Kecamatan Arjasa, Kangayan, dan Sapeken adalah kerbau. Populasi ternak besar lainnya adalah kuda. Populasi ternak kecil yang banyak dipelihara di Kabupaten Sumenep pada tahun 2010 adalah kambing, domba, dan kelinci. Sedangkan untuk ternak unggas yaitu ayam kampung, ayam ras, itik dan entok.
Industri, Pertumbuhan dan perkembangan jumlah industri di Kabupaten Sumenep sangat ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan 4 macam industri meliputi industri gas alam; industri besar/kimia/berat, industri kecil dan industri besar, maupun industri logam berat tidak terdapat di Kabupaten Sumenep. Yang ada di Kabupaten Sumenep hanya industri kecil dan kerajinan yang menyerap tenaga kerja tidak begitu banyak. Industri kecil terdapat di Kabupaten Sumenep mampu menyerap jumlah tenaga kerja sebanyak 797 orang, dengan nilai produksi secara keseluruhan sebesar Rp. 18.188.100.000,- dengan nilai investasi sebesar Rp. 62.124.563.000,-.

Pemerintahan
Sebelum Indonesia Merdeka, wilayah kabupaten Sumenep diperintah oleh seorang Adipati (Raja/Rato:menurut konteks masyarakat lokal Sumenep) dibawah daerah kekuasaan kerajaan-kerajaan besar yang pernah menguasai nusantara, antara lain, Kerjaan Singhasari, Kerajaan Majapahit, dan Kerajaan Mataram. Wilayah kekuasaan Kadipaten Sumenep meliputi hampir seluruh wilayah Madura, beserta kepulauan di sekitarnya. Berikut daftar Adipati yang memerintah di Sumenep dari tahun 1269 hingga tahun 1929
Daftar Raja (Adipati) di Sumenep
No.NamaTempat KaratonMasa PemerintahanKeterangan
1.Aria Wiraraja I (Aria Banyak Wedi)Batuputih1269-1292Otak pendiri Kerajaan Majapahit
2.Aria Wiraraja II (Ario Bangah)Banasare1292-1301
3.Aria Danurwendo (Lembu Sarenggono)Aeng Anyar1301-1311
4.Aria Assrapati1311-1319
5.Panembahan JoharsariBluto1319-1331
6.Panembahan Mandaraga (R. Piturut)Keles1331-1339
7.Pangeran Ario WotoprojoBukabu1339-1348
8.Pangeran Ario NotoningratBaragung1348-1358
9.Kanjeng Pangeran Ario Secodiningrat I (R. Agung Rawit)Banasare1358-1366
10.Kanjeng Pangeran Ario Secodiningrat II (Tumenggung Gajah Pramono)Banasare1366-1386
11.Kanjeng Pangeran Ario Pulang Jiwo (Panembahan Blongi)Bolingi / Poday1386-1399
12.Kanjeng Pangeran Ario Adipoday (Ario Baribin)Nyamplong / Poday1399-1415
13.Kanjeng Pangeran Ario Secodiningrat III (Pangeran Jokotole)Lapa Taman / Dungkek1415-1460
14.Kanjeng Pangeran Ario Secodiningrat IV (R. Wigonando)Gapura1460-1502
15.Kanjeng Pangeran Ario Secodingrat V (R. Siding Purih)Parsanga1502-1559Patoh Takundur
16.Kanjeng Tumenggung Ario KanduruwanKarang Sabu1559-1562
17.Kanjeng Pangeran Ario Wetan dan Kanjeng Pangeran Ario Lor1562-1567
18.Kanjeng Pangeran Ario Keduk II (R. Keduk)1567-1574
19.Kanjeng Pangeran Ario Lor II (R. Rajasa)1574-1589
20.Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro I (R. Abdullah)Karang Toroy1589-1626
21.Kanjeng Pangeran Ario AnggadipaKarang Toroy1626-1644
22.Kanjeng Tumenggung Ario Jaing Patih dari SampangKarang Toroy1644-1648
23.Kanjeng Tumenggung Ario Yudonegoro (R. Bugan)Karang Toroy1648-1672
24.Kanjeng Tumenggung Ario Pulang Jiwo dan Kanjeng Pangeran Ario SepuhKarang Toroy1672-1678
25.Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro II (P. Romo)Karang Toroy1678-1709
26.Kanjeng Pangeran Ario Purwonegoro (RT. Wiromenggolo)Karang Toroy1709-1721
27.Kanjeng Tumenggung Ario Cokronegoro III (R. Ahmat alias Pangeran Ario Jimat)Karang Toroy1721-1744
28.R. Alza Alias Pangeran LolosKarang Toroy1744-1749Lolos dalam penyergapan K. Lesap
29.K. LesapKarang Toroy1749-1750Pimpinan sementara diserahkan Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro
30.Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R. Rasmana & Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bindara Saod)Pajagalan1750-1762Pemerintahan diserahkan pada suaminya
31.Panembahan Sumolo AsirudinPajagalan1762-1811Pendiri Masjid Jamik
32.Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I (Raden Ario Notonegoro)Pajagalan1811-1854Kerajaan Sumenep
33.Panembahan Notokusumo II (Raden Ario Moch. Saleh)Pajagalan1854-1879
34.Kanjeng Pangeran Ario Pakunataningrat II (Pangeran Mangkuadiningrat)Pajagalan1879-1901
35.Kanjeng Pangeran Ario PratamingkusumoPajagalan1901-1926
36.Kanjeng Tumenggung Ario PrabuwinotoPajagalan1926-1929
Julukan dan semboyan
Sumenep sendiri memiliki semboyan "Sumekar", akronim dari "Sumenep Karaton". Makna kata Sumekar sendiri ialah senantiasa berkembang (mekar) yang sesuai dengan perkembangan revolusi nasional yang terus berkembang "in the rising deman" demi terwujudnya cita-cita Pancasila . Untuk kepentingan pengenalan pariwisata Sumenep, Sumenep sendiri mempunyai slogan The Heart of Purity,Selain itu Sumenep juga memiliki beberapa julukan, antara lain Bumi Sumekar, Kota Seni Budaya, Kota Wisata, "Jogjanya" Madura dan Pulau Cukir untuk julukan Kepulauan Kangean

Kependudukan
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Pendudukan tahun 2010, Jumlah penduduk Kabupaten Sumenep sementara adalah 1.041.915 jiwa, yang terdiri atas 495.099 jiwa laki-laki dan 546.816 jiwa perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk kabupaten SUmenep masih bertumpu di Kecamatan Kota Sumenep yaitu sebanyak 70.794 jiwa (6.75 %), diikuti Kecamatan Pragaan 65.031 jiwa (5.90 %) dan Kecamatan Arjasa sebanyak 59.701 jiwa (5,73%). Sedangkan Bantuan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit.
Dengan luas wilayah Kabupaten Sumenep sekitaar 2.093,47 km² yang didiami oleh 1.0491.915 jiwa, maka rata2 tingkat kepadatan penduduk Kab Sumenep adalah sebanyak 498 jiwa/km². Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatannya adalah Kec Kota Sumenep yakni 2.543 jiwa/km², dan yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Kec batuan yakni 446 jiwa/km2.
Sex ratio penduduk Kabupaten Sumenep berdsarkan SP2010 adalah sebesar 90,54 yang artinya jumlah penduduk laki2 adalah 9,46 % lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan.
Laju Pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumenep selama 10 tahun terakhir, yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0,55%. Laju pertumbuhan penduduk Kec Sapeken adalah yang tertinggi dibandingkan kec lain di kab sumenep yakni sebesar 1,60%, dan yang terendah adalah kec Talango sebesar -0,36%.
Jumlah Rumah Tangga berdasarkan hasil SP2010 adalah 315.412 RT. Ini berarti bahwa banyaknya penduduk yang menempati satu rumah tangga dari hasil SP2010 rata2 sebanyak 3,30 orang. Rata2 anggota RT di setiap kec berkisar antara 2,48 orang-3,86 orang.

Wisata
Pariwisata merupakan salah satu potensi unggulan di Kabupaten Sumenep. Ada beberapa jenis potensi wisata, yang dapat dikelompokkan menjadi:
Wisata Budaya dan Arsitektur
  • Museum Karaton Sumenep merupakan museum yang dikelola oleh pemerintah daerah Sumenep yang didalamnya menyimpan berbagai koleksi benda-benda cagar budaya peninggalan keluarga Karaton Sumenep dan beberapa peninggalan masa kerajaan hindu budha seperti arca Wisnu dan Lingga yang ditemukan di Kecamatan Dunkek, Sumenep. Didalam museum terdapat juga beberapa koleksi pusaka peninggalan Bangsawan Sumenep seperti guci keramik dari Cina dan Kareta My Lord pemberian Kerajaan Inggris kepada Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I atas jasanya yang telah banyak membantu Thomas Stamford Raffles salah seorang Gubenur Inggris dalam penelitian yang dilakukannya di Indonesia.
  • Keraton Sumenep merupakan peninggalan pusaka Sumenep yang dibangun oleh Raja/Adipati Sumenep yang ke 31, Panembahan Sumolo Asirudin Pakunataningrat dan diperluas oleh keturunannya yaitu Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I. Karaton Sumenep sendiri letaknya tepat berada di depan Museum Karaton Sumenep,
  • Masjid Jamik Sumenep merupakan bangunan yang mempunyai arsitektur yang khas, memadukan berbagai kebudayaan menjadi bentuk yang unik dan megah, dibangun oleh Panembahan Somala Asirudin Pakunataningrat yang memerintah pada tahun 1762-1811 M dengan arsitek berkebangsaan tionghoa "law pia ngho"
  • Kota Tua Kalianget letaknya di sebelah timur kota Sumenep, disini para pengunjung bisa melihat peninggalan-peninggalan Pabrik garam, Arsitektur Kolonial dan beberapa daerah pertahanan yang dibangun Oleh Pemerintahan Kolonial saat menjajah wilayah Sumenep,
  • Rumah Adat Tradisional Madura Tanean Lanjhang , bisa ditemui di beberapa daerah menuju pantai lombang maupun menuju pantai slopeng,
  • Benteng VOC Kalimo'ok di Kalianget.
Pemandangan pintu gerbang Masjid Jami' Sumenep (tahun 1890-1917)
Wisata Religi/Ziarah
  • Asta Karang Sabu merupakan kompleks pemakaman keluarga Raja / Adipati Sumenep yang memerintah pada abad 15 yaitu Pangeran Ario kanduruan, Pangeran Lor dan Pangeran Wetan. di daerah karang sabu inilah beliau memimpin pemerintah Sumenep pada saat itu.
  • Kompleks pemakaman Asta tinggi Sumenep merupakan kompleks pemakaman Raja-Raja Sumenep yang dibangun pada tahun 1644 M. terletak di daerah dataran Tinggi Kebon Agung Sumenep.
  • Asta Yusuf merupakan salah satu makam penyebar agama islam di Pulau Talango, makam tersebut ditemukan oleh Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat ketika betolak menuju Bali pada tahun 1212 hijriah (1791),
  • Asta Katandur merupakan salah satu makam penyebar agama islam di Sumenep, Pangeran Katandur yang juga salah satu tokoh yang ahli dalam bidang pertanian dan menurut berbagai sumber, Pangeran Katandur juga merupakan pencipta tradisi kerapan sapi,
  • Makam Pangeran Panembahan Joharsari yang merupakan salah satu Adipati Sumenep ke V yang pertama kali memeluk Agama islam di Bluto,
Wisata Alam
  • Pantai Lombang adalah pantai dengan hamparan pasir putih dan gugusan tanaman cemara udang yang tumbuh di areal tepi dan sekitar pantai. Suasananya sangat teduh dan indah sekali. Pantai Lombang adalah satu-satunya pantai di Indonesia yang ditumbuhi pohon cemara udang,
  • Pantai Slopeng adalah pantai dengan hamparan gunung pasir putih yang mengelilingi sisi pantai sepanjang hampir 6 km. Kawasan pantai ini sangat cocok untuk mancing ria karena areal lautnya kaya akan beragam jenis ikan, termasuk jenis ikan tongkol,
  • Pantai Ponjug di Pulau Talango,
  • pantai Badur di Kecamatan Batu Putih,
  • Taman Air Kiermata di Kecamatan Saronggi,
  • Goa Jeruk Asta Tinggi,
  • Goa Kuning di Kecamatan Kangean,
  • Goa Payudan di Kecamatan Guluk-Guluk,
Wisata Bahari/Laut
  • Kepulauan Kangean dan sekitarnya merupakan gugusan kepulauan Kabupaten Sumenep yang letaknya berada di wilayah ujung timur Pulau Madura. Mempunyai banyak pantai yang eksotik,
  • Wisata Taman Laut Mamburit Pulau Arjasa
  • Wisata Taman Laut Gililabak Pulau Talango
  • Pantai Pasir Putih dan Terumbu Karang Pulau Saor (Kecamatan Sapeken)
Wisata Konservasi
  • Ayam Bekisar, ayam bekisar adalah ayam khas Sumenep yang banyak dibudidayakan untuk peliharaan di Pulau Kangean
  • Kijang, merupakan hewan penghuni hutan di daerah Arjasa. Jenis hewan ini termasuk hewan yang dilindungi.
  • Cemara Udang, merupakan satu jenis spesies cemara yang hanya ada di Kabupaten Sumenep
Wisata Minat Khusus
  • Tirta Sumekar Indah merupakan salah satu kompleks pemandian kolam renang yang ada di Sumenep, letaknya berada di kecamatan Batuan, sebelah barat kota Sumenep. Letaknya yang strategis, dikelilingi Perkebunan Pohon Jati dan Jambu Mente serta tak jauh dari wisata kompleks pemakaman Asta Tinggi membuat pemandian ini banyak di kunjungi warga saat akhir pekan dan liburan sekolah,
  • Alun-Alun Sumenep sekarang menjadi taman Adipura, setiap harinya khususnya pada malam hari dibangian utara Alun-Alun Sumenep ini terdapat pasar malam dengan menyajikan berbagai macam kuliner dan accesories yang bisa dinikmati dengan harga yang murah.
  • Wisata kesehatan di Pulau Giliyang Kecamatan Dungkek merupakan daerah di kabupaten Sumenep yang mempunyai kandungan O2/oksigen sebesar 21,5% atau 215.000 ppm,

Kesenian
Seni Tari
  • Tari Moang Sangkal
  • Tari Codi' Somekkar
  • Tari Gambu
Seni Musik
  • Musik Saronen
  • Musik Tong-tong
  • Musik gambus
Seni Kriya
  • Batik Tulis, sentra batik tulis di Sumenep terdapat di desa Pakandangan Barat Kecamatan Bluto,
  • Keris, sentra batik tulis di Sumenep terdapat di desa Aeng tong tong dan desa desa Palongan Kecamatan Bluto,
  • Sentra Ukiran Sumenep Madura terdapat di desa Karduluk,
  • Sentra pembuatan perahu Madura terdapat di desa Slopeng dan Pulau Sapudi,
  • Sentra Pembuatan Topeng Madura
Budaya
  • Mamaca
  • Kalenengan Karaton
  • Tandha'
  • Tan-pangantanan
  • Ojhung
  • Topeng dhalang
  • Lodrok
  • Sape Sono'
  • Kerapan Sapi
  • Upacara Adat Nyadar
  • Upacara Adat penganten Ngekak Sangger
Event Wisata
  • Semalam di Karaton
  • Prosesi Pelantikan Arya Wiraraja
  • Kerapan Sapi
  • Tellasan Topak

Perguruan Tinggi
  1. Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA)
  2. Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah (STIKA) Guluk-Guluk Sumenep. STIKA terdiri dari Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syari'ah dan Fakultas Ushuluddin. alamat Jl. Bukit Lancaran Guluk-guluk.
  3. STKIP PGRI Sumenep
  4. Universitas Wiraraja Sumenep. Universitas Wiraraja terdiri dari Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi. alamat Jl. Tronojoyo Kolor Sumenep

Transportasi
Karena letak geografis Kabupaten Sumenep yang terletak di ujung timur Madura dan letaknya yang begitu strategis (dekat dengan pulau Bali) maka untuk menuju wilayah Kebupaten Sumenep disediakan beberapa fasilitas untuk menunjang lancarnya moda transportasi, antara lain :
  • Terminal Bus Arya Wiraraja - merupakan terminal bus terbesar di Sumenep melayani seluruh penumpang dari luar Sumenep melalu moda transportasi bus antar daerah maupun antar provinsi.
  • Pelabuhan Kalianget - Merupakan sarana transportasi laut yang melayani penumpang dari daratan Sumenep ke wilayah Kepulauan maupun sebaliknya, selain itu juga pelabuhan kalianget melayani jalur transportasi laut Kalianget - Jangkar, Situbondo.
  • Bandar Udara Trunojoyo Sumenep - Merupakan Bandara yang berdiri pada tahun 1970an, yang saat ini dalam tahap pengembangan, dan direncanakan pula bahwa pada tahun 2012 mendatang Bandara ini akan beroprasi untuk penerbangan komersil.

Media
  • RRI Sumenep
  • Radio Nada Fm
  • Radio Gema Sumekar
  • Faradis FM
  • Rama Fm
  • Radar Sumenep (Radar Madura| Jawa Pos Grup)
  • Info Sumenep
  • TV SIS
  • S3TV
  • Madura Channel TV

Makan Khas
  • Rujak Cingur Sumenep
  • Kaldu Kokot
  • Kalsot (kaldu soto)
  • lontong Campor
  • Apen Parsanga
  • Soto Madura
  • Man reman
  • Macho
  • Pattola
  • Mento
  • Nasi Jagung Kuah Maronggi ( daun kelor )
  • Kripik Singkong
  • Jubada
  • Rengginang
Musisi dan Hiburan
  • Dalam dunia Hiburan dan musisi tanah air ternyata tak sedikit juga kalangan artis dari Sumenep, Madura. diantaranya ada Pelawak kocak, presenter sekaligus aktor Ferrasta Soebardi atau lebih dikenal dengan nama Pepeng . disamping itu ada juga artis cilik yaitu Randy Martin salah satu tokoh pemeran si Pitung di sinetron Pitung The Master dan Sayef Muhammad Billah yang memerankan tokoh Arif dalam film layar lebar Semesta Mendukung. selain aktor-aktor tersebut juga ada musisi dangdut, Imam S Arifin dan Yus Yunus.
Tokoh
  • Arya Wiraraja, Otak pendiri kerajaan Majapahit
  • Halim Perdanakusuma, Pahlawan Nasional Indonesia
  • Muhammad Saleh Werdisastro, Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) Daerah Yogyakarta yang pertama
  • Prof. Abdul Hadi WM, Guru Besar Filsafat Univ. Paramadina, Budayawan
  • MA Rahman, Mantan Jaksa Agung Kabinet Gotong Royong
  • D. Zawawi Imron, Budayawan Madura
Akomodasi Hotel
  • Hotel Wijaya I
  • Hotel Wijaya II
  • Hotel Safari Jaya
  • Hotel Sumekar
  • Hotel Utami Sumekar
  • Hotel Garuda
  • Hotel Suramadu
  • Hotel Mitraland
  • Hotel C-1
  • Hotel Family Nur
  • Hotel Baitul Kamol
Lain-Lain
  • Sumenep adalah kabupaten di pulau Madura yang sejak dulu tercatat sebagai daerah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD)-nya paling besar di Madura. Ini dikarenakan kabupaten ini memiliki sumber gas dan minyak yang cukup besar yang ada di pulau Pagerungan.
  • Masyarakat kabupaten Sumenep sangat ramah, mungkin disebabkan adanya pengaruh budaya kalem keraton Jawa yang dianut masyarakat, terutama para bangsawan dan abdi dalem Keraton Sumenep.
  • Sejak dulu Kabupaten Sumenep tercatat sebagai kabupaten dengan tingkat penjualan sepeda motor dan mobil terbesar dan tertinggi di seluruh kawasan pulau Madura. Ini menandakan tingkat kesejahteraan masyarakat di kabupaten Sumenep tinggi.